Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesetaraan Gender Dimulai Dari Keluarga, Yuk Simak Cara Mewujudkannya

Ilustrasi (Piksel)
Kesetaraan Gender Dimulai Dari Keluarga, Yuk Simak Cara Mewujudkannya (pexels.com)


KUPUKU.COM - Keluarga adalah tempat berlindung dan beristirahat karena kenyamanan adalah hal penting yang seharusnya ada. 

Jika keluarga bahkan tidak dapat mewujudkan kesetaraan gender lalu apa definisi keluarga yang sebenarnya?

Perempuan dan laki-laki harus diperlakukan secara setara dimana memiliki hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama. 

Namun kita banyak menemui anak perempuan diperlukan berbeda dengan anak laki-laki. Anak perempuan seakan wajib untuk mampu melakukan pekerjaan domestik sebaliknya anak laki-laki tidak dianggap sebagai kewajaran.

Begitupun suami tidak punya kewajiban untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Seakan-akan tugas domestik saklek sebagai jobdesk istri. 

Meskipun istri sudah bekerja sekalipun, kewajiban mengurus rumah tangga tetap berada di tangannya. 

Istri yang bekerja malah mendapatkan peran ganda di dalam rumah tangga. Harus membantu perekonomian di sisi lain bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga.

Kewajaran untuk laki-laki dan dosa bagi perempuan ini dipandang umum sehingga terus langgeng dan sulit didobrak. 

Kesetaraan gender seharusnya dimulai dari rumah. berada di garis depan perubahan untuk generasi berikutnya. 

Contoh yang diberikan di rumah oleh orang tua, pengasuh dan keluarga besar akan membentuk cara berpikir orang tentang gender dan kesetaraan.

Untuk itu kesetaraan gender sudah seharusnya dapat diwujudkan sejak dari keluarga. Berikut ini berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya.

1. Membagi pekerjaan rumah tangga

Dari memasak, membersihkan rumah, mencuci, atau menyetrika, anak-anak perempuan setidaknya melakukan dua setengah kali lebih banyak pekerjaan rumah tangga daripada anak laki-laki. 

Akibatnya, ribuan perempuan dan anak perempuan kehilangan kesempatan yang sama untuk bergabung dengan pekerjaan penuh waktu, atau memiliki cukup waktu untuk beristirahat.

Berikan contoh dalam keluarga dengan membagi secara merata semua pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak di rumah. Libatkan anak laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga sejak usia dini bersama dengan anak perempuan.

2. Membicarakan kesetaraan gender dengan anak

Rangkul dan berbicara dengan anak-anak tentang kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dengan berbicara kepada mereka tentang kebebasan antara jenis kelamin dan apa yang masih perlu dilakukan untuk mencapai dunia yang menjamin keadilan. 

Hal itu sama dengan menyiapkan mereka untuk memimpin jalan menuju masa depan yang lebih baik untuk semua.

Anak-anak mulai menyerap stereotip pada usia 3 tahun, hal itu menyebabkan dunia berkembang untuk anak-laki dan menyusut untuk anak perempuan pada usia 10 tahun. 

Itu sebabnya orang tua harus memulai percakapan tentang peran gender sejak dini dan menantang pandangan umum yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan di rumah, dalam rutinitas sehari-hari, di sekolah, dan di tempat kerja.

Cara terbaik untuk memperbesar anak adalah dengan memberikan contoh nyata. Anak-anak harus melihat itu dari orang tuanya. 

mereka harus melihat ayah mereka kadang-kadang tidak takut menjadi lemah, dan ibu mereka tidak takut menjadi kuat.

3. Mengajarkan anak tentang keragaman

Dorong anak-anak untuk membalut kekenyalan, menunjukkan panutan mereka dari berbagai jenis kelamin, etnis, dan warna kulit. Ingatlah bahwa mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan, tanpa melihat jenis kelamin mereka.

Biarkan anak-anak tahu bahwa keluarga adalah tempat yang aman bagi mereka untuk mengekspresikan diri apa adanya, dengan menyatakan pilihan mereka, dengan meyakinkan mereka bahwa tidak apa-apa untuk menjadi berbeda dengan mendorong budaya penerimaan . ***